Dalam membangun upaya agar instansi berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) terus tumbuh dan bergerak secara fleksibel demi memenuhi kebutuhan dan memberi pelayanan optimal kepada masyarakat, Kementerian Keuangan RI menyelenggarakan webinar Badan Layanan Umum 2020. Tema yang diangkat dalam Webinar ini adalah “BLU Tumbuh dan Menumbuhkan”. Acara digelar Kamis (22/10/2020) melalui siaran di kanal YouTube DJPb.KemenkeuRI.
Diskusi pada webinar kali ini menghadirkan pimpinan dari beberapa instansi yaitu, Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu Andin Hadiyanto, Direktur PPK BLU, Ari Wahyuni, President Director & CEO OF BAKTI, Anang Latif, dan Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat.
Dalam diskusi diungkapkan fakta bahwa saat ini terdapat 243 Badan Layanan Umum (BLU) yang sudah dikelola. Hal ini dapat menjadi alat fiskal bagi pemerintah, dimana BLU dapat saling membantu dan dapat bekerja sama dengan perusahaan lainnya untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Dalam bidang Pendidikan, Rektor UT Prof Ojat Darojat menyampaikan, selama 34 tahun UT menjadi pasar monopoli Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Namun seiring berjalannya waktu perguruan tinggi lain sudah dapat melaksanakan PJJ masing – masing. Dalam menghadapi persaingan tersebut, solusi yang harus ditempuh yaitu dengan kualitas. Terdapat 3 aspek yang menjadi prinsip UT dalam menjalankan PJJ yaitu, kualitas, pemerataan dan kesetaraan layanan, serta biaya dan kemudahan akses layanan bagi masyarakat.
Narasumber lainnya Andin Hadiyanto mengemukakan, dalam menghadapi persaingan BLU tetap harus kompetitif secara profesional, produktif, dan efisien. Hal ini yang menjadi dasar tata Kelola BLU selalu diperbaiki. Dalam pelasaksanaannya, BLU memiliki target capaian yang disebut Key Performance Indicator (KPI) dimana semakin meningkatnya layanan yang diberikan kepada masyarakat, maka semakin banyak reward yang akan dicapai oleh BLU. Andin juga menyampaikan bahwa untuk mencapai target KPI yang telah ditentukan butuh adanya kontribusi dari seluruh manajemen di dalamnya. Lebih jauh menurut Andin, BLU merupakan satker pemerintah dan terkait erat dengan program pemerintah, sehingga BLU ini hadir di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, IT dan lain sebagainya yang tujuannya untuk melayani masyarakat. Untuk itu, menjaga tata kelola dengan baik merupakan sebuah keharusan sehingga jalannya BLU selalu diawasi oleh dewan pengawas dari berbagai kementerian dan dilaporkan secara rutin. BLU bekerja secara sistem sehingga dengan mudah dapat dipantau dan kinerjanya dapat terjaga dengan baik. Sejalan dengan Andin, pembicara berikutnya Anang Latif juga menyampaikan bahwa untuk mencapai target KPI perlu melibatkan seluruh sumber daya yang ada.
Dalam kesempatan yang sama, Ari Wahyuni menambahkan bahwa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 129 Tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum sudah berjalan sejak tahun lalu dengan melihat potensi BLU yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini yang menjadi dasar dibuatnya PMK 129 sebagai landasan dan acuan dalam pelaksanaan BLU di berbagai sektor.
Di tengah pandemi saat ini, BLU secara konsepsi diharapkan dapat terus berjalan dengan baik dan terus memberikan layanan yang optimal. Diskusi yang diikuti lebih dari 700 peserta ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif. Pada akhir acara masing – masing narasumber menyampaikan harapan untuk pertumbuhan BLU. Diharapkan BLU dapat beradaptasi dan mengatasi masalah pandemi dengan lebih baik, dapat melakukan transformasi digital secara lengkap ke seluruh daerah 3T, dan diharapkan dengan adanya PMK 129 dapat memperkuat tata kelola BLU dan akan memperkuat pertumbuhan BLU ke depannya.